... Selamat datang di Rahmi Safitri Zone....

Minggu, 19 Februari 2012

Kisah Siti Hajar dan Pembelajaran yang di dapat darinya


Di sinilah rupanya keajaiban itu. Setelah kerja yang menguras tenaga.
Tetapi apakah selalu kerja-kerja kita yang akan di taburi keajaiban?
      Hajar dan bayinya telah di tinggalkan oleh Ibrahim di lembah itu. Sunyi kini menyergap kegersangan yang membakar. Yang ada hanya pasir dan cadas yang membara. Tak ada pepohonan tempat bernaung. Tak terlihat air untuk menyambung hidup. Tak tampak insan untuk berbagi kesah. Kecuali bayi itu. Isma’il. Dia kini mulai menangis begitu keras karena lapar dan kehausan.
     Maka Hajar pun berlari, mencoba mengais jejak air untuk menjawab tangis putra semata wayangnya. Ada dua bukit di sana. Dari ujung ke ujung mulai di telisiknya dengan seksama. Tak ada. Sama sekali tak ada tanda. Tapi dia terus mencari. Berlari, bolak-balik 7 kali. Mungkin dia tahu, tak pernah ada air di situ. Mungkin dia hanya ingin menunjukkan kesungguhannya pada Allah. Sebagaiman ia telah yakinkan sang suami “Jika ini perintah Allah, Dia takkan pernah menyia-nyiakan kami!”
    Maka keajaiban itu memancar. Zam-zam! Bukan. Bukan dari jalan yang dia susuri atau jejak-jejak yang dia torehkan di antara Shafa dan Marwa. Air itu justru muncul dari kaki Isma’il sang bayi. Begitulah keajaiban itu datang, terkadang tak terletak dalam ikhtiar-ikhtiar kita.
Mari belajar pada Hajar bahwa makna kerja keras itu adalah menunjukkan kesungguhan kita kepada Allah. Mari bekerja keras seperti Hajar yang gigih dan yakin. Bahwa Dia tak pernah menyia-nyiakan iman dan amal kita. Lalu biarkan keajaiban itu datang dari jalan yang tak kita sangka atas iradah-Nya yang Maha Kuasa. Dan biarkan keajaiban itu menenangkan hati ini dari arah manapun Dia Kehendaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar